[FF] You - Chapter 1


Title : You - Prolog
Author : Arinicchi
Genre : Romance, Drama
Rating : R
Main Cast : Byun Baekhyun (EXO), Park Chaerin (OC)
Prev : Prolog
Note : Ini hanya fiksi, jadi jangan terlalu di anggap serius. Sorry for typo. Enjoy!!!



Baekhyun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi melewati hiruk pikuk kota Seoul di malam hari. Tujuannya hanya satu bertemu seseorang untuk bisa membuang semua kejenuhannya. Akhirnya, ia sampai di Light Residences Tower, salah satu gedung apartemen mewah yang dikembangkan oleh EXO Group. Langkahnya masuk ke dalam gedung yang berdiri megah di distrik Gangnam itu. Ia terus berjalan menuju lift tanpa menghiraukan pegawai-pegawai apartemen yang memberikan salam hormat kepadanya. 

Ting! Tong!! Ting! Tong!! Ting! Tong!! Ting! Tong!! Baekhyun memencet bel apartemen nomor 365 itu berkali-kali dengan tidak sabar.

Cklek! Pintu terbuka. Terlihat cowok berkulit putih hampir menyerupai albino dengan celemek yang terpasang manis di tubuh tingginya. 

“Kau cukup memencetnya sekali, Baek. Aku mendengarnya sangat jelas” katanya malas.

Baekhyun hanya mengeluarkan cengiran kotak khasnya dan langsung masuk tanpa menunggu izin dari yang empunya.

“Wah... kau punya banyak game terbaru Sehun-ie...” ucap Baekhyun ketika sampai di ruang tamu dan memilah-milah kaset game yang akan dimainkannya.

“Luhan hyung yang mengirimkannya dari Amerika” kata Sehun lalu menuju dapur kembali berkutik dengan resep yang dia temukan di google. 

“Aku akan memainkan ini. Ohhh... Aroma itu...” Baekhyun meyesap aroma yang sedang di masak Sehun. “Ku harap kau segera meyelesaikannya”.

*

*

*

Sehun meletakkan sepiring spageti di sebelah Baekhyun. 

“Baiklah, ada apa?” Tanya Sehun. Dia sudah tahu kalau Baekhyun datang, pasti ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.

Baekhyun meletakkan stick PS-nya, kemudian meraih sepiring spageti di sebelah kirinya. “Ayahku menjodohkanku lagi” katanya kemudian dengan mimik aegyo versi sedihnya.

“Siapa kali ini?” tanya Sehun yang entah sudah berapa kali mendapatkan berita yang sama.

“Putri dari tuan Beverley” jawab Baekhyun di susul helaan nafas panjang.

“Sepertinya aku pernah mendengar nama itu. Bever... Bever mwo?! Jangan bilang...” Sehun tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

“Benar apa yang ada dipikiranmu sekarang” Kata Baekhyun yakin.

“Daebak. Bukankah itu bagus. Hahaha”

“Begitukah menurutmu?” tanya Baekhyun seraya memainkan spagetinya dengan garpu.

“Itu kan yang kau inginkan? Mencari wanita yang tidak melihat uangmu. Hey, dia memiliki lebih darimu”

“Kau benar. Tapi…” Baekhyun menggantungkan katanya kemudian mulai memakan spageti buatan Sehun. “Uhuk! Hoekz!” Baekhyun memuntahkan makanan yang baru saja masuk di mulutnya.

“Wae? Wae??” Sehun memukul pelan punggung Baekhyun.

“Berapa kilo kau masukkan garam, eoh?!”

Sehun menutup mulutnya kemudian… “Phuahahahahahaha” dia tidak dapat menahan tawanya lagi.

“Kau mengerjaiku OH SEHUN!!!” kata Baekhyun geram sambil menggengam kuat garpu yang kemudian dia arahkan pada Sehun. Sontak Sehun berlari menjauh dari Baekhyun. “Jangan lari kau!” aksi kejar-kejaran pun terjadi di dalam apartemen Sehun.

“Ku lihat kau begitu serius. Jadi, aku...” Sehun tidak sanggup melanjutkan kalimatnya karena Baekhyun hampir menangkapnya. “Arraso, arasso! Aku akan mengambilkan yang enak untukmu. Hahh.. hahh...” kata Sehun sambil berusaha mengatur nafasnya begitu juga dengan Baekhyun.

You in danger! You in danger! You in danger! Baekhyun menghentikan serangannya saat lagu BTS Danger terdengar dari ponselnya, seseorang menelponnya disusul suara hela nafas lega Sehun. 

Baekhyun lelah, kemudian duduk di kursi meja makan memegang ponselnya, sementara ringtone-nya masih terus saja berbunyi. “Kau tidak mengangkatnya?” Tanya Sehun dengan meletakkan sepiring spageti ala Sehun yang sebenarnya. Baekhyun tak menjawab pertanyaan Sehun. Ia beralih pada spageti di depannya kemudian memakan spageti, yang kali ini enak. Sangat enak malah. “Wae?” Tanya Sehun lagi. Baekhyun menyantap spagetinya dengan lahap. Perutnya masih lapar karena meninggalkan makan malamnya di tengah acara dinner bersama keluarganya.

Ding! 

Kembali bel via message menyapa ponselnya. Kedua matanya teralih. Satu tangannya yang bebas dari garpu mengambil dan membuka screen lock. Menarik sisi atas layar dan melihat notifikasi lalu membuka isi pesan.

From Eomma:
Jangan bertingkah seperti anak kecil.
Kau harus menerima perjodohan ini.
Kami sudah mengatur semuanya.

Untuk kesekian kalinya Baekhyun mendesah panjang. Sehun mengambil ponsel Baekhyun, penasaran apa yang membuat sepupunya seperti kehilangan setengah hidupnya.

“Eyy... Kau harusnya senang, eoh?” Kata Sehun. “Kau tahu, kau sangat beruntung”

“Entahlah. Aku merasa sangat lelah Sehun-ah. Rasanya, aku seperti boneka puppet dan ada seseorang yang sedang memainkanku” Baekhyun berdiri menepuk pelan pundak Sehun bermaksud untuk pamit.

“Mau ke mana?” Baekhyun tidak menghiraukan pertanyaan Sehun sampai dia menghilang di balik pintu.

*

*

*

Bar kecil milik Jaehyun sedikit ramai dengan pelanggan. Walaupun kecil desain klasik bercampur modern membuat bar ini sangat menarik. Piano yang terdapat di salah satu sudut bar menambah kesan klasik. Jaehyun hanya memiliki tiga pegawai untuk mengurus bar peninggalan ayahnya itu.

Seketika beberapa pasang mata yang berada di bar tertuju pada kehadiran seorang laki-laki dengan setelan jas hitam yang rapi. Wajah laki-laki itu sudah tidak asing lagi di Korea. Bahkan fotonya menjadi cover depan majalah bisnis Korea minggu ini. Pewaris EXO Group, perusahaan terkemuka di Korea. 

“Byun Baekhyun” gumam Chaerin.

“Kau mengenalnya? Aku pikir di rumahmu tidak ada TV” goda Jaehyun.

“Semua orang membicarakannya” jawab Chaerin.

Walaupun tidak punya TV, Chaerin tetap akan mengenal Baekhyun. Berada di kampus yang sama, fakultas yang sama dan kelas yang sama. Bahkan seluruh kampus membicarakannya. 

“Jarang sekali kita dapat pelanggan seperti ini” kata Jaehyun tersenyum lebar. Kemudian dia mendatangi Baekhyun dan menawarkan pelayanan pada Baekhyun dengan sopan. Dengan cepat Jaehyun kembali ke tempat Chaerin.

“Aku ada sedikit urusan di luar. Kau harus melayaninya dengan baik, eoh. Dia pelanggan istimewa kita. Jangan membuatnya mabuk berat. Aku tidak mau bar kecil ku bermasalah dengan para pemabuk lagi” kata Jaehyun sedikit berbisik dan pergi.

Dan di sinilah Baekhyun berada, bar kecil ditemani segelas minuman beralkohol…

*

*

*

Chaerin menuangkan segelas minuman beralkohol tinggi lagi setelah Baekhyun menghabiskan gelas pertamanya. Chaerin memperhatikan Baekhyun yang terus meneguk minumannya dengan cepat dan malah meminta Chaerin untuk memberinya sebotol. 

Seorang wanita datang menggoda Baekhyun. Tapi Baekhyun tidak menanggapi sama sekali. Akhirnya wanita itu menyerah untuk mendapatkan hati Baekhyun.

“Kau, berikan aku segelas lagi” Baekhyun menunjuk Chaerin. 

“Cukup untuk malam ini tuan. Anda sudah sangat mabuk” kata Chaerin yang melihat Baekhyun sudah tidak dapat mengatur keseimbangan tubuhnya.

“Apa ini? Kau berani mengatur-aturku, hah?!” Baekhyun mulai bicara tidak jelas. “Apa kau juga bagian dari permainan ayahku? Aaah… Baiklah-baiklah, aku akan memberikan hidupku pada kalian. Jadi, biarkan aku minum malam ini. Cepat berikan aku lagi” Baekhyun bahkan tak memberikan waktu Chaerin untuk bicara. Chaerin memberikan Baekhyun dengan terpaksa.

*

*

*

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.39 a.m KST. Hanya ada beberapa orang di bar saat Jaehyun kembali ke bar.

“Chaerin-ah, kenapa kau belum pulang? Mana Jongdae? Ah... Aku lupa Jongdae ke rumah orangtuanya” Jaehyun menjawab pertanyaannya sendiri.

Chaerin harus menambah jam kerjanya karena Kim Jongdae, pelayan yang juga bekerja di bar harus pulang ke kampung halamannya untuk beberapa hari.

“Oppa, kau menyuruhku menjaga pelanggan istimewamu dan dia sudah mati sekarang” kata Chaerin menunjuk Baekhyun dengan dagunya.

“Hah?!!” Jaehyun langsung menghampiri Baekhyun yang terbaring di lantai dan mengoyangkan badannya.

“Dia pingsan karena kebanyakan minum. Sepertinya ini pertama kalinya dia minum. Dia bahkan belum menghabiskan sebotol” kata Chaerin.

Prangg!! Bugh!!! Tiba-tiba terjadi keributan di salah satu sudut bar. Perkelahian yang biasa terjadi.

“Lagi. Hahh…” Jaehyun mendesah panjang. Orang-orang yang membuat kekacauan saat mabuk. Minggu lalu bar Jaehyun juga berurusan dengan polisi, saat seseorang hampir mati karena ditusuk pecahan botol. “Chaerin-ah, bisakah kau mengantar anak ini pulang?” tanya Jaehyun menunjuk Baekhyun.

“Tidak bisa” kata Chaerin datar.

“Eyy… Cukup menaikkan anak ini ke dalam taxi” Chaerin hanya diam melihat Jaehyun. Dan Jaehyun, seperti dapat membaca pikiran Chaerin. Jaehyun menghela nafas panjang. “Baiklah, aku akan menambahkan bonus pada gajimu bulan ini” kata Jaehyun dan mereka kembali pada urusan masing-masing.

*

*

*

“Ya, apa yang kau lakukan.” Baekhyun tersadar saat Chaerin akan mengangkat tubuhnya

“Untunglah anda sudah sadar. Anda harus pulang” kata Chaerin sopan.

“Aku akan minum beberapa gelas lagi” jawab Baekhyun santai kembali mengambil posisinya duduknya semula.

“Lebih baik anda berhenti. Apa anda naik mobil sendiri? Mungkin lebih baik ada yang mengantar” kata Chaerin.

Baekhyun tiba-tiba limbung beruntung Chaerin menahan tubuh Baekhyun.

“Berhentilah mengaturku gadis jalang. Menjauh dariku" Baekhyun mendorong Chaerin agak kasar.

“Berhentilah. Tubuhmu bahkan tidak kuat untuk minum lebih banyak” kata Chaerin datar.

“Kau… Hoeks!” belum sempat melanjutkan kata-katanya Baekhyun memuntahkan isi perutnya dan ambruk ke lantai.

*

*

*

Sinar matahari yang masuk dari celah-celah jendela menerpa wajah Park Chaerin yang masih tertidur pulas. Sinar matahari bahkan tidak bisa membangunkan Chaerin yang baru tidur sejam yang lalu.

Seorang gadis berjalan menuju rumah Chaerin. Mulutnya tidak henti-hentinya menyenandungkan nada-nada ceria. “Eonni! Oppa!!” teriak gadis itu saat sudah samapi di depan pintu rumah Chaerin. Suara gedoran pintu ternyata cukup untuk membuat Chaerin terbangun.

“Sial, aku terlambat untuk mengantar Koran pagi ini” kata Chaerin datar, kemudian bangkit dan membuka pintu untuk seorang gadis yang sudah sangat di kenalnya itu. 

“Eonni!!” seru gadis itu senang memeluk Chaerin singkat.

“Masuklah” kata Chaerin pada Hyera. 

Lee Hyera yang mengaku sebagai kekasih adiknya, Park Chanyeol. Tapi Chanyeol tidak pernah mengakuinya. Sudah dua tahun ini Hyera selalu datang ke rumah Chaerin dan itu sangat membantu. Membawa makanan, membersihkan kamar Chanyeol bahkan hyera sangat senang jika bisa membantu mencuci pakaian Chanyeol. Sepertinya cinta Hyera sudah mendarah daging.

“Sekolahku sedang libur. Aku membuatkan sarapan untukmu dan Chanyeol” kata Hyera mengangkat tempat makanan yang dibawanya. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya karena tidak sabar untuk bertemu Chanyeol.

“Terimakasih telah membangunkanku. Aku ada kuliah sebentar lagi. Tapi, Chanyeol belum pulang” kata Chaerin membuat senyum Hyera luntur dan moodnya berbalik 180o. 

“Tiga hari ini aku tidak bertemu dengannya. Eonni... Rindu ini sudah seperti kanker yang mengerogoti seluruh tubuhku” Hyera memasang wajah super sedih.

“Hubungi saja dia”

“Baiklah...” lirih Hyera kemudian mencoba menghubungi nomor Chanyeol 1X, 2X, 3X, tidak ada jawaban.

4X... Cukup! Hyera menyerah. Ini sudah sering terjadi. Chanyeol tidak mengangkat telepon darinya. Selama dua tahun ini, sepertinya Chanyeol hanya mengangat telepon dari Hyera sekitar… dua kali. 

Beberapa menit bersedih… Entah di rasuki roh Einstein atau apa, Hyera mendapat ide agar Chanyeol pulang saat ini juga. Dengan cepat jari Hyera mengetik pesan dan mengirimnya pada Chanyeol. Hyera pasrah, 10 menit menunggu balasan Chanyeol serasa telah menunggu selama setahun.

Tiba-tiba Chanyeol masuk kerumah dengan tergesa-gesa.

“Oppa!!” pekik Hyera senang. Seakan ada Super Junior idolanya sedang konser di hadapannya sekarang.

“Apa yang terjadi?” tanya Chanyeol cepat. 

“Kau sudah pulang” kata Chaerin sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Melihat keadaan yang baik-baik saja Chanyeol melayangkan death glarenya pada Hyera. 

“A.. aku, aku. Maksudku” Hyera tidak mendapatkan alasan yang tepat.

“Sudahlah. Aku yang menyuruhnya menghubungimu” kata Chaerin lalu membuka tempat makanan yang dibawa Hyera tadi. 

“Oppa, aku membuatkan sarapan untukmu” kata Hyera dengan nada semanis mungkin.

“Aku ada urusan lain” Chanyeol malah ingin pergi.

“Makanlah dulu. Hyera membuatnya untukmu” kata Chaerin datar dan tetap fokus dengan makanan di hadapannya.

Langkah Chanyeol terhenti. Otaknya seperti sebuah prosesor yang menerima kata-kata Chaerin seperti sebuah program yang harus dijalankan. Akhirnya Chanyeol duduk menghadap meja makan. Hyera mengambil posisi duduk di sebelah Chanyeol.

“Aa~” Hyera mencoba menyuapi Chanyeol dengan kimbab buatannya. Chanyeol malah mengambil potongan kimbab yang lain dan memakannya. “Ish.”

*

*

*

Universitas Korea…

“Ini pertama kalinya aku melihatmu mabuk, Baek. Hahaha... Untung saja aku meneleponmu saat itu. Hahaha...” Sehun tak bisa menghentikan tawanya.

“Berisik!” Kata Baekhyun pada sepupunya itu.

“Soal masalahmu..., kau bisa mengandalkanku kalau kau mau. Kau tau aku akan selalu membantumu”

“Kau bilang akan membantuku?!” Baekhyun menyeringai. “Aku ingat saat kau meninggalkan semua pekerjaan di kantor untukku, Sehun. Yang benar saja”

“Itu, aku ada urusan mendadak” Sehun mencoba membela diri.

“Bersama seorang cewek di bioskop?” Kata Baekhyun, matanya fokus dengan komik yang baru saja dia keluarkan dari tasnya.

“A, aku. Maksudku, ini beda cerita. Ini masalah perasaan kau tahu”

“Aku tahu” kata Baekhyun malas.

“Oh, iya. Mulai hari ini kau harus menjemputku. Ibuku mengambil kunci mobilku. Dan parahnya lagi dia tidak memberikan gajiku bulan ini” keluh Sehun.

“Kau masih punya kartu kreditkan” kata Baekhyun santai.

“Ajumma itu juga mengambilnya” Sehun menjambak rambutnya frustasi.

“Menyeramkan. Apa yang telah kau lakukan sampai membuat nenek sihir melakukan hal itu?” tanya Baekhyun.

“Aku hanya menendang bola”

“Hanya karena itu?!” tanya Baekhyun sedikit tidak percaya seorang ibu tega menghukum anaknya hanya karena menendang bola.

“Bolaku mengenai wajahnya” jawab Sehun pelan.

Baekhyun memutar bola matanya malas. “Kalau aku jadi ibumu, aku akan memasukkanmu wajib militer sekarang” cibir Baekhyun.

“Eish”

“Aku harus ke toilet lagi” kata Baekhyun.

“Cepatlah kembali. Sebentar lagi kuliah dimulai!” kata Sehun saat Baekhyun berjalan keluar kelas.

*

*


Kebanyakan minum semalam membuat Baekhyun bolak balik toilet.

Bugh! Baru saja keluar dari toilet, Baekhyun menabrak seseorang hingga keduanya terjatuh.

“Ya! Apa kau tidak punya mata?!!” bentak Baekhyun dan dengan cepat bangkit dari lantai. Tapi, tak ada orang di depannya sekarang.

Hantu? Bukan… Orang yang menabraknya baru saja melewati Baekhyun lalu masuk ke dalam toilet wanita dengan santainya. Seperti tidak pernah terjadi sesuatu.

“Eish!” Desis Baekhyun kesal sambil membersihkan pakaiannya dari debu yang mungkin tertempel di pakaiannya yang steril. Dan… tunggu. Sepertinya Baekhyun sadar telah melupakan sesuatu.

SHOCK. Itulah Baekhyun sekarang. Bagaimana tidak, dia lupa menaikan resleting celananya. Owh! Seakan ada sebuah gunung yang menindih badannya sekarang. Jantungnya serasa ingin berhenti berdetak. Baekhyun yang sempurna di mata banyak orang, bisa hancur seketika dengan hal memalukan ini.

Seorang cewek keluar dari toilet wanita. Cewek yang membuat Baekhyun menunggu tiga menit di depan toilet.

“Tunggu” Baekhyun menahan langkah cewek itu dengan menarik tasnya. “Apa kau melihatnya?” tanya Baekhyun.

“Apa?” Cewek itu balik bertanya.

“Sesuatu yang aneh. Apa kau melihatnya?” tanya Baekhyun lagi dengan tatapan meyelidiki.

“Iya” jawab cewek itu.

“Hah?! Benarkah?!! Kau melihatnya??!!!” 

“Ya. Kau adalah orang aneh yang kulihat pagi ini” kata cewek itu datar.

“Mworago?!!" Baekhyun marah. Rasa marahnya semakin menjadi saat cewek itu dengan wajah datarnya dan tanpa kata apapun malah pergi meninggalkan Baekhyun. “Hahaha” Baekhyun tertawa paksa. “Berani sekali…” kata Baekhyun geram.

*

*

*

“Kau hampir terlambat untuk kelas ini tuan Byun” kata Dosen Kim yang baru semenit masuk kelas. 

Baekhyun hanya berjalan lurus ke kursinya. Biasanya Baekhyun selalu membalas sapaan dari Dosen cantik itu, meski dengan sebuah seyuman. Tidak untuk hari ini. Moodnya sangat jelek sejak kemarin dan tambah jelek saat bertemu dengan cewek yang menurutnya sangat menyebalkan karena telah berani melawan yang mulia.

Mata Baekhyun sempat terpaku pada cewek berkemeja biru sebelum dia sampai di tempat duduknya.

“Sepertinya ada yang tidak beres dengan wajahmu” kata Sehun sedikit berbisik saat Baekhyun sudah duduk di sebelahnya.

“Hidupku bisa hancur Sehun” kata Baekhyun lemah.

“Hah?! EXO Group bangkrut?” Tanya Sehun polos.

“Yak!” Teriak Baekhyun di tengah keheningan kelas. Semua mata tertuju padanya.

“Sekali lagi kau berteriak Byun Baekhyun, kau harus mengulang mata kuliah ini tahun depan” ancam Dosen Kim.

*

*

*

Mata kuliah Dosen Kim berakhir.

“Hoam~” ini sudah ketiga kalinya Sehun menguap. Mendengar suara lembut dosen Kim bukan hanya membuat matanya mengantuk, bahkan otaknya sudah tidur sejak tadi. “Baek, apa kau mau ikut ke apartemenku? Aku punya game terbaru” kata Sehun sambil memasukkan buku-bukunya ke tas. 

Tak ada jawaban dari Baekhyun. Sehun menoleh melihat Baekhyun. Jelas saja tak ada jawaban. Baekhyun tertidur pulas sekarang.

“Baekhyun!” Sehun menepuk-nepuk pelan pundak Baekhyun. 

Baekhyun yang terbangun dengan cepat mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mencari sesuatu.

“Apa yang kau cari?” Tanya Sehun bingung

“Apa kau melihat gadis aneh yang duduk di situ”

“Hah?” Sehun semakin bingung.

“Gadis dengan ekspresi datar, kemeja biru” Baekhyun menjelaskan pada Sehun dengan mengcopy wajah datar orang yang dicarinya.

“Dia mungkin sudah pulang Baek. Memangnya kenapa dengan gadis itu?”

*


*

“Jinjja?! Hahahahahahahaha...” Sehun terus tertawa setelah mendengar cerita Baekhyun hingga akhirnya tangannya mengelus perutnya yang terasa kram.

“Dia mungkin saja menyimpan sesuatu di ponselnya. Seperti fotoku mungkin”

“Kau terlalu berlebihan Baek. Sepertinya kau terkena penyakit star syndrome” komentar Sehun.

“Ini masalah gawat. Bayangkan saja, kalau misalnya besok wajahku terpampang di majalah Forbes dengan tag ‘byuntae’ (mesum). Ohhhh... Duniaku hancur” jelas Baekhyun.

Ting! Tong!! Bel apartemen Sehun berbunyi.

“Akhirnya datang juga” Baekhyun segera membuka pintu. Berharap sahabatnya membawa pesanannya.

“Pesanan anda 29.900 won” seorang pengantar makanan menyodorkan bungkus plastik yang dia bawa.

“Kau” Baekhyun merasa mengenal wajah pengantar makanan ini.

“Yehet! Ayam-ayamku sudah datang~ Hahaha… Kau tidak melupakan bubble tea ku kan?!” Seru Sehun.

“Dengan 2 gelas bubble tea, semuanya 29.900 won”

“Ini. Kau bisa mengambil kembaliannya” kata Sehun sambil mengedipkan sebelah matanya pada pengantar makanan itu.

“Tunggu!” Baekhyun menahan tangan pengantar makanan itu yang akan pergi setelah menerima uang Sehun. “Berikan ponselmu” kata Baekhun.

“Kau hanya perlu menelpon nomor restoran jika perlu sesuatu lagi” kata pengantar makanan itu datar.

Baekhyun dengan tidak sabar langsung merampas tas kecil yang di pakai pengantar makanan itu dan mengeluarkan isinya langsung ke lantai. Uang, alat tulis dan sesuatu yang Baekhyun cari jatuh ke lantai. Baekhyun mengambil benda kecil itu, langsung menekan tombolnya.

“Hey, apa yang kau lakukan” pengantar makanan itu berusaha merebut miliknya kembali.

Sehun hanya melongo melihat tingkah sepupunya tanpa berusaha menghentikan kelakuan yang menurutnya sangat aneh.

Karena ponsel itu membutuhkan password untuk mengoperasikannya, dengan kekuatan penuh dan didorong dengan kekesalan. Baekhyun membanting alat tak berdosa itu kemudian menginjaknya hingga menjadi beberapa bagian.

“Ya! Ya! Apa yang lakukan?” Sehun dengan segera mengambil benda kecil itu sebelum Baekhyun benar-benar membuatnya menjadi lebih hancur.

Seorang laki-laki kecil bermata bulat baru saja datang dan memasang tampang bingungnya. “Annyeong...” Sapanya pelan. Takut karena susananya begitu mencekam.

“Kyungsoo-ya, lihat apa yang sahabatmu ini lakukan. Dia menghancurkan ponsel orang” Sehun memperlihatkan ponsel yang hanya berupa kepingan-kepingan penyesalan di tangannya.

“Harganya 100.000 won” kata pengantar makanan itu datar.

“Hahaha… Aku bahkan bisa memberikanmu yang model terbaru nona” kata Baekhyun sombong. Baekhyun merogoh kantong celana sampai keseluruh kantong di pakaiannya, tak ada apapun di sana. “Sehun, berikan cewek ini uang” kata Baekhyun akhirnya.

“Hah? Aku?! Kau lupa aku sedang dalam masa hukuman. Aku tidak ada uang”

“D.O-ya” Baekhyun melihat Kyungsoo.

“Ini” Kyungsoo memberikan 30.000 won nya.

“Kurang” Baekhyun menatap Kyungsoo dengan tatapan menuntut.

“Hanya itu hartaku sekarang. Kau harus mengantarku pulang setelah ini, aku tidak membawa mobilku” jelas Kyungsoo.

Pengantar makanan itu dengan ekspresi datarnya memandang lekat Baekhyun dan...

Bugh! Tinjuan pengantar makanan itu mendarat sangat keras di wajah mulus Baekhyun.

“Owh...” Sehun seperti merasakan rasa sakit juga dan Kyungsoo matanya semakin membesar.

Pengantar makanan itu mengambil tas dan uangnya kemudian pergi. Setelah pengantar makanan menghilang dari pandangan, barulah dua orang yang takjub itu sadar dan menolong Baekhyun yang teduduk di lantai. Matanya melotot tak percaya dengan apa yang baru saja. terjadi. Dari hidungnya mengalir darah segar.

“Baekhyun, kau tidak apa-apa?” Tanya Sehun.

“Apa-apa tau!!!” Teriak Baekhyun kesal.

*

*

*

“Ini” Kyungsoo memberikan flashdisk kepada Baekhyun. “Tak banyak yang bisa di dapatkan dari gadis itu. Berhubung dia orang yang sangat pendiam dan tertutup” lanjut Kyungsoo.

“Ya, apa yang kalian bicarakan?” Tanya Sehun bingung.

“Baekhyun menelponku untuk itu” Kyungsoo menunjuk flashdisk di atas meja.

“Aku harus membalasnya” Kata Baekhyun geram.

“Yah, berhentilah berpikir untuk balas dendam. Kau memang pantas mendapatkan pukulan, karena telah menghancurkan ponselnya” tukas Kyungsoo

“Aku punya alasan untuk itu” masih sibuk dengan tisu dan hidungnya.

“Alasan? Apa?? Foto??? Bahkan ponselnya tidak dilengkapi kamera” kata Sehun menunjuk bangkai ponsel di atas meja.

“Hah?!! Benarkah? Kenapa kau tak mengatakannya dari tadi?!!!” Baekhyun memukul kepala Sehun.

“Eish!” desis Sehun.

“Kau yang bertindak tanpa berpikir” cela Kyungsoo.

“Tapi tidak seharusnya dia membuat hidungku berdarah seperti ini!” kata Baekhyun kemudian menyambungkan flasdisk ke laptop Sehun dan membuka beberapa file yang terdapat di dalamnya.

“O, sepertinya aku pernah melihat gadis ini” kata Sehun memperhatikan layar laptop setelah beberapa file dari flashdisk itu terpampang jelas di layar laptop.

“Yup, dia gadis pengantar makanan tadi” kata Kyungsoo.

“Tidak, tidak… aku penah melihatnya sebelum ini. Tapi, aku lupa di mana” Beberapa saat Sehun terdiam, keningnya tampak mengerut menandakan dia sedang berpikir keras. Tapi tidak mendapatkan apapun tentang gadis itu. 



“Bagaimanapun aku harus memberi gadis itu pelajaran. Darah dibalas darah!” Baekhyun melempar tisu berdarah ke lantai.

“Ponsel dibalas ponsel” gumam Kyungsoo pelan.





~TBC~

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.